Tittle : Ryouka's Day
Pairing : Akashi x Ryouka
Cast : Akashi Seijuurou, Kise Ryouka, Kise Ryouta, Midorima Shintaou, Mibuchi Reo, Hyuuga Hana, etc
Genre : Family, Romance, a little bit Humor
Warning : OOC parah!!
a.n : ayay! ceritanya disini Ryouka itu sepupunya Kise ya >w< Karena tanggal lahirnya sama kaya kise tapi tahunnya beda dia dinamainnya Kise Ryouka deh. oh iya ini ooc parah pokonya semua yang ada disini itu hanya karangan semata. Selamat membaca semua >w<
.
.
.
Hembusan
angin membuat rambut seorang gadis berambut panjang dengan warna kuning cerah
yang sedang berlari itu berkibar kebelakang. Matanya menatap lurus kedepan dan
berharap ia tidak telat saat ini. Dengan
terengah-engah akhirnya dia sampai di depan tempat tujuannya, Gedung Olahraga
dimana terdapat Lapangan Basket Indoor didalamnya. Gadis itu menegakkan
badannya lalu berjalan percaya diri kedalam Gedung itu.
Decitan
suara sepatu terdengar nyaring menandakan adanya penghuni yang sedang berlatih
di dalam gedung itu. Untuk kedua kalinya gadis itu menghela nafas karena ia
tidak menemukan tanda tanda yang membahayakan keselamatannya –karena sepertinya
ketua club belum datang--. Gadis itu menaruh tasnya dan duduk di bench,
kemudian ia mengganti sepatunya dengan sepatu basketnya tanpa memperdulikan
sekitarnya.
“Telat
lagi, ryouka?”
Hening…
Gadis bernama Ryouka itu menghentikan gerakannya untuk mengikat tali sepatunya.
Ia menatap horror kesamping dan jeder. Mata Heterochromatic milik seorang laki
laki yang sedang duduk tepat disampingnya menatap lurus kedepan memperhatikan
kedua team yang sedang berlatih.
“Akashi-senpai…
se-sejak ka-kapan?” Entah kenapa udara serasa mencekik leher Ryouka sehingga ia
sangat susah bernafas. Tapi tunggu dulu, sejak kapan Akashi-senpai ada di
sampingnya. Padahal tadi ia tidak merasakan seseorang duduk di sampingnya.
“Aku
duduk disini lebih lama darimu, dan bagaimana bisa kau merasakan kehadiranku
kalau kau tidak memperhatikan sekelilingmu” –jeder, perkataan Akashi langsung
menusuk jantung Ryouka.
“Heee?”
Ryouka bergidik ngeri saat pertanyaan yang belum di lontarkannya terjawab sudah
oleh Laki laki berambut runcing dengan warna merah di sampingnya itu.
“Jaa,
cepatlah ikat sepatumu. Latihan akan segera dimulai jangan lupa bawakan handuk
dan minuman disana” Akashi berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju
tengah lapangan dan mengumpulkan seluruh team. Ryouka masih bergidik ngeri
menatap Senpai yang sekarang menatap tajam kearahnya. Segera Ryouka mengikat
tali sepatunya dan berlari kearah segerombolan yang sedang melakukan pemanasan.
.
.
.
Kise
Ryouka, seorang gadis berumur 16 tahun yang kini duduk di kelas 1 SMA di
Rakuzan High School. Ia mempunyai ikatan darah dengan Kise Ryouta, seorang
mantan model terkenal di jepang yang kini bersekolah di Kaijou High School.
Ryouka memasang wajah malasnya Karena lagi lagi ia hanya duduk di tempat duduk
seraya mengamati para pemain di depannya. Dilihatnya papan dengan kertas
diatasnya yang ia pegang lalu kembali menatap satu persatu pemain yang sedang
bermain game itu.
“Berapa
Score yang di masukan Akashi, Ryouka?” Tanya pelatih yang duduk di samping
Ryouka.
“13-coach”
jawab Ryouka malas. Pelatih itu hanya membalasnya dengan anggukan lalu kembali
mengamati para pemain di depannya.
Ponsel
Ryouka bergetar di saku roknya, Ryouka mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan
yang tertulis disana.
From : Ryoutaho nii-chan.
Text : Ryouka-cchi, Gomen. Aku tidak bisa menjemputmu cvc) aku ada rapat tim basket hari ini, kau bisa meminta Akashi-cchi untuk mengantarmu bukan? Happy dating my little sissy <3.
Gadis
itu memasang arti wajah ‘apaan-sih’ ketika membaca deretan terakhir dari pesan
kakak sepupunya itu. Ia pun mengetik balasan dan mengirimnya sebelum kembali
pada tugasnya sebagai Manager Tim Basket Rakuzan—ralat, mungkin lebih tepatnya
Manager Kapten tim Rakuzan. Bunyi pluit terdengar menandakan permainan selesai.
Akashi Seijuurou, kapten tim basket Rakuzan dengan Mata tajam Heterchomaticnya
berjalan kearah Ryouka dan duduk disampingnya.
“Tasku”
perintah Akashi meminta Ryouka mengambil tasnya. Ryouka mencibir karena kesal
dengan kelakuan Akashi. Sudah jelas tasnya berada disisi Kirinya sedangkan
Ryouka berada di sisi kanannya. Kenapa ia tidak mengambilnya sendiri.
Menyusahkan saja.
“Tasmu
di sebelah kirimu, kenapa tidak mengambilnya sendiri” tolak Ryouka menahan
emosinya.
Akashi
menatap datar Ryouka, “Kau memerintahkanku? Tasku berat tanganku sakit untuk
mengangkatnya” – Ingin sekali Ryouka menonjok kepala laki laki disampingnya ini
lalu memotong kepalanya dan di masukan kedalam ring basket. Andai saja ia
mengikuti perkataan Ryouta dulu untuk masuk ke Kaijou High School, mungkin
kehidupan Ryouka akan bahagia tanpa perintah mutlak raja neraka di sampingnya
ini.
Dengan
kesal Ryouka bangkit dari duduknya dan mengangkat tas Akashi lalu
menjatuhkannya di paha Akashi dengan kencang. Akashi hanya menaikan sebelah
alisnya lalu menarik sebelah sisi bibirnya sebelum ia membongkar isi tasnya
sendiri tanpa bilang terimakasih kepada Ryouka.
“Akashi-senpai..”
panggil Ryouka menatap Akashi yang masih sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.
“Hm?”
Respon Akashi tanpa menatap lawan bicaranya.
“Antar
aku pulang, Ryouta nii-chan tidak bisa menjemputku” Ryouka memasang mimic wajah
super super menyedihkan karena harus menelan pil pahit untuk meminta Akashi
mengantarnya pulang.
Akashi
kembali menutup resleting tasnya lalu menaruhnya di sampingnya. Ia menatap
Ryouka yang memasang mimic wajah seperti itu lalu mengangguk pelan sebelum
mengambil jaketnya. Ryouka berjinjit di dalam hati, akhirnya senpainya yang
terkenal dengan sifat yanderenya itu berbaik hati mengantarnya pulang—walaupun
sebenarnya dia malas pulang bersama Akashi karena ujung ujungnya pasti ia
diturunkan di jarak 20cm dari rumahnya. Oh tuhan, kalian bayangkan diturunkan
20cm dari rumah? Itu tanggung banget kenapa ia tidak menurunkannya tepat di
depan rumah--.
“Cepat
pakai jaketmu sebelum aku tinggal” Akashi mengangkat tasnya lalu berjalan
---melewati Ryouka yang sedari tadi asik di dunianya sendiri-- keluar gedung.
Ryouka yang tersadar segera mengambil tasnya dan berpamitan kepada seluruh
anggota dan pelatihnya untuk pulang lalu berlari mengejar Akashi yang sudah
bersiap dengan motornya.
.
.
.
Seperti
biasa, jarak 20cm dari rumahnya Ryouka diturunkan dari motor Akashi. Wajah
kesal Ryouka terlihat jelas saat ia membuka helmnya dan memberikan kasar kearah
Akashi. Sementara laki laki didepannya hanya menerima helm dan menatap datar
kearah Ryouka.
“tidak
bilang terimakasih?” –jeduk. Sepertinya kesabaran Ryouka sudah bocor. Ryouka
mengepalkan tangannya dan menatap tajam kearah Akashi, sementara yang di
tatapnya hanya menaikan sebelah alisnya. Ryouka
memaksakan senyumnya karah Akashi lalu menarik nafas dan, “shees, iya deh
arigatou gozaimasu Seijuurou-senpai” ucapnya menahan emosinya.
Akashi
menarik sisi kiri bibirnya lalu mengisyaratkan Ryouta berjalan kerumahnya. Baru
saja Ryouka membalikan badannya terlihat sesosok laki laki tinggi dengan rambut
hijau lumut berjalan melewati Ryouka dan Akashi santai –seperti tidak sadar
bahwa ada makhluk hidup di sekitarnya--.
“Shintarou
nii-san!!!” suara jeritan seperti pluit Ryouka membuat Akashi baik laki laki
yang dipanggilnya itu menutup kuping seketika.
“Ck,
Kise Family. Tak jauh dari jeritan berisik dan menyebalkan” gerutu Akashi
setelah dirasa cukup tenang untuk membuka kupingnya.
Laki-laki
yang dipanggil Shintarou itu menatap kedua pasang makhluk hidup di depannya
dengan datar dan tidak berniat sama sekali.
“Ada
apa, Ryouka?” Tanya Midorima datar menatap kedua orang di depannya. “ck, kau
tidak berubah Akashi. Kau masih menurunkan orang 20cm dari rumahnya, nanodayo”
lanjutnya seraya menaikkan kacamatanya yang sedikit turun.
“Bukan
urusanmu, Shintarou” ketus Akashi seraya menatap Midorima dibalik helmnya.
Terdengar tepukan kening memecahkan kedinginan antara sisi tsudere Midorima
yang sedang berhadapan dengan sisi Yandere Akashi.
“Masuk
kerumahmu, Ryouka” perintah Akashi dengan nada –absolute—nya. Ryouka yang
memang mengetahui bahwa ia tidak bisa menolak perintah Akashi segera berjalan
malas kearah rumahnya. “Oyasuminasai, Shintarou nii-san” ucap Ryouka sebelum
masuk kedalam rumahnya.
Midorima
menatap mantan kapten di depannya itu lalu terkekeh pelan, “kau masih memberi
perintah dengan nada diktatormu itu Akashi, kau memang benar benar tidak
berubah” – “Jaa, aku harus balik kerumah sebelum sesuatu yang lebih dari Ryouka
datang dan ikut nimbrung disini. Selamat Malam, Akashi” lanjut Midorima
kemudian ia kembali berjalan santai menuju rumahnya yang terletak tepat 3 rumah
dari rumah Ryouta dan Ryouka.
.
.
.
Suara
perut terdengar nyaring dari sebuah kamar yang dipenuhi benda benda berwarna
lavender. Ryouka berguling kekiri dan kekanan di kasurnya lalu menatap jam di
meja nakas disampingnya. Jam 11 malam, dan pasti untuk menuju kebawah ia harus
melewati ruangan gelap karena lampu pasti sudah dimatikan.
‘kriuk’
kembali suara perut berasal dari perut Ryouka, dan dengan terpaksa ia harus
bangkit dari ajang bergulingnya menuju dapur—tak lupa ia menutupi seluruh
badannya dengan selimutnya supaya berjaga jaga. Mana tau ada hantu lewat dia
bisa reflek menutup matanya dengan selimut dan menyiapkan teriakan berisiknya.
Setelah
sampai di dapur, ia segera berjalan kearah lemari es dan mengambil beberapa
snack yang ada disana. Gadis yang kini diselimuti selimut itu berjalan gontai
untuk kembali ke kamarnya yang berada di lantai atas, tapi baru saja ia
menginjakkan kaki di anak tangga pertama sebuah botol minuman mengenai
kepalanya.
“itta!”
pekik Ryouka seraya menatap horror ke sumber botol terbang itu.
“MALING//HANTU!!!!”
–jeder suara teriakan yang sama hebohnya itu bersatu sehingga menimbulkan
kekacauan parah di lantai bawah. Ya, Ryouta yang baru pulang dari rapat timnya
itu ingin menuju kedapur untuk mengambil snack tapi saat tiba di depan pintu dapur
ia melihat sebuah selimut melayang dan mengira itu adalah maling. Sedangkan
Ryouka, ia beranggapan kalau Ryouta sudah pulang daritadi dan sudah tertidur
pulas di kamarnya sehingga ia mengira laki laki berambut sama sepertinya adalah
Hantu.
‘cetek’
suara lampu terdengar dan dalam sekejap seluruh ruangan diterangi cahaya.
“RYOUKA
RYOUTA! Kalian tidak tau sekarang jam berapa?!” gelegar suara seorang perempuan
yang lebih tua dari mereka berdua memecahkan peperangan antara botol minum
dengan snack.
“Ryouta
nii-san duluan!” gerutu Ryouka yang masih tetap memukul laki laki yang lebih
tinggi darinya itu dengan snack di tangannya.
“Salah
sendiri jalan pakai selimut seperti itu-ssu. Kaya maling saja-ssu”
“nii-chan
kaya hantu!”
“enak
saja ganteng seperti itu kaya han---“
“SUDAH
DIAM!” kembali suara gelegar terdengar dan sukses membuat keduanya mingkem.
“Kalian ini sudah SMA, kelakuan masih kaya anak kecil saja. Lihat sekarang
sudah malam. Sudah kalian masuk ke kamar, tidak ada jerit jeritan lagi” lanjut
perempuan bernama Rieka itu.
“iya
nee-chan” keduanya pundung dan segera berjalan kearah kamarnya masing masing.
.
.
.
Ryouka
menyeret kakinya menuju kelasnya. Mata Ryouta masih setengah tertutup karena ia
tidak bisa tidur dengan tenang tadi malam. Malam yang sangat menyebalkan ia
harus menerima pil pahit untuk menemani sahabatnya yang tiba tiba saja mengajaknya
video call sampai jam 2 pagi untuk menanyakan apa yang sedang dilakukan Kise
Ryouta. Sebenarnya bisa saja ia menutup video call dari Hana, sahabatnya itu,
tapi bisa bisa saat ini ia akan dilempari gelas plastic lalu meneriaki kata
kata neraka di depan semua club basket. Ya, sahabatnya itu tidak segan segan
meneriaki “AKASHI-SENPAI, RYOUKA BILANG KAU ITU SADIS, KAU ITU TIDAK PUNYA PERASAAN
SEENAKNYA MENYURUHNYA DENGAN NADA DIKTATORMU. SATU LAGI AKASHI-SENPAI, RYOUKA
SANGAT MEMBENCIMU”. Tepukan di bahu Ryouka menyadarkan lamunannya. Ryouka
tersentak lalu menengok kearah sebelahnya.
“Wajahmu
seperti kurang tidur, Ryou-chan” seorang laki laki berambut hitam sedikit
panjang itu tersenyum kearah Ryouka.
“Reo-senpai”
panggil Ryouka pelan, “Sedang apa disini?” lanjut Ryouka seraya menatap malas
kearah Reo.
Reo
menaikan sebelah alisnya, “Kau melupakan janji kita Ryou-chan. Aku kesini kan
ingin meminta data lawan kami selanjutnya, Ryou-chan”
Perempuan
itu menepuk keningnya lalu bergumam tidak jelas, setelah itu ia mengeluarkan
beberapa kertas dari tasnya. Sebuah data tentang Tim Kaijou High School.
“Kalian
akan berlatih bersama Kaijou High School” ucap Ryouka seraya memberikan data
itu ke Reo. Laki laki itu tiba tiba saja menyeringai, “Kise Ryouta ada disana
bukan?”
Ryouka
mengangguk malas, “Maaf, aku tidak memasukan kelemahan Ryouta nii-chan disini.
Dia akan membunuhku kalau dia tau aku memasukan kelemahannya disini. Dan
sepertinya Akashi-senpai sudah tau kelemahan Ryouta nii-chan”. Reo mengangguk
lalu membolak balikan halaman yang ia baca. Setelah itu ia menatap gadis di
depannya.
“Yosh,
kalau begitu aku harus mempelajari ini semua. Ryou-chan akan datang latihan kan
nanti?” Tanya Reo. Gadis didepannya hanya mengangguk malas lalu membalas, “Akan
kuusahakan”. Reo tersenyum lalu berjalan kearah kelasnya sendiri.
“Sebaiknya
kau datang Ryou-chan, karena kalau kau tidak datang. Nyawa kami semua akan
habis oleh gunting melayang milik Sei-chan” ucapan terakhir Reo membuat Gadis
berambut pirang itu menekukkan bibirnya. Apa hubungannya kalau ia tidak datang
dengan gunting melayang milik Akashi-senpai? Dan apa arti senyuman Reo-senpai
tadi? Ryouka mengangkat bahunya lalu berjalan santai memasuki kelasnya.
Baru
saja Ryouka mendudukkan pantatnya di kursinya sebuah suara khas seorang gadis
disampingnya membuat kuping Ryouka panas. Hana, gadis berambut pendek dengan
warna yang sama seperti Ryouka memeluk Ryouka seperti perangko. Entahlah apa
yang merasuki gadis disampingnya itu.
“Ryouka-chan
aku dapat foto Kise-chan sedang menaiki motor tadi… dia tampan sekali aku
tambah menyukainya >w<” Kalau saja gadis disampingnya itu bukan
sahabatnya mungkin Ryouka sudah menghajarnya abis abisan saat ini. Sudah membuat
Ryouka tidak bisa tidur dengan tenang, ia juga harus mengambil ketenangan
paginya.
“aku
tidak bisa bernafas hana” Ryouka melepaskan jeratan tangan milik hana dari
lehernya. Hana hanya nyengir gaje lalu mengeluarkan handphonenya. Lagi lagi
kelakuan hana membuatnya muak. Sesuka itukah Hana pada Kise Ryouta sehingga
foto Kise terpampang jelas menjadi wallpapernya.
“Kudengar
Rakuzan tim akan melawan Kaijou tim? Aduh
aku harus memilih yang mana ya… Ryouka-chan tidak membongkar rahasia Kise-chan
kepada Rakuzan tim kan?” –jeder. Ryouka menaruh kepalanya di meja lalu menatap
Hana malas. “Aku membongkar sedikit kelebihannya. Dan sepertinya Akashi-senpai
sudah tau kelemahan Ryouta nii-chan dan tunggu saja kekalahan Ryouta nii-chan”
‘tak’
“ittai
Hana!!” pekik Ryouka seraya mengelus kepalanya sendiri.
“Kau
jangan berbuat seperti itu pada Kise-chan itu namanya curang tau!”
“itu
pekerjaanku hana. Aku ini kan manager tim, kalau aku tidak membongkar rahasia
Ryouta nii-chan karena dia saudaraku sama saja aku tidak professional terhadap
jabatanku” omel Ryouka yang sudah kesal. Gadis didepannya hanya menciut lalu
mencibir pelan.
“Huff,
dan ini ada sedikit hadiah untukmu. Jangan memasang wajah seperti itu lagi”
Ryouka mengeluarkan beberapa potong roti isi. “Salah satunya itu dioleskan
selai oleh Ryouta nii-chan. Kau ini menyusahkanku saja, aku diledekin terus
sama----“
“RYOUKA-CHAN
MEMANG SAHABAT TERBAIKKUUUU ARIGATOU RYOUKA-CHAN AKU MENCINTAIIMUUU”
“e-etto…
hana… aku tidak….bisa…. bernafas….”
.
.
.
---tbc----
Konnicchiwaaa >w< waw, ini ff anime pertamaku dan dijatuhkan oleh cast Kiseki no Sendal eh salah, maksudnya Kiseki no Sedai. Okedeh, tunggu kelanjutannya ya terimakasih sudah baca fufufu >w<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar