Jumat, 27 Juni 2014

[FF] Kiseki no Sedai : Ryouka's Day

Tittle : Ryouka's Day

Pairing : Akashi x Ryouka

Cast : Akashi Seijuurou, Kise Ryouka, Kise Ryouta, Midorima Shintaou, Mibuchi Reo, Hyuuga Hana, etc

Genre : Family, Romance, a little bit Humor

Warning : OOC parah!!

a.n : ayay! ceritanya disini Ryouka itu sepupunya Kise ya >w< Karena tanggal lahirnya sama kaya kise tapi tahunnya beda dia dinamainnya Kise Ryouka deh. oh iya ini ooc parah pokonya semua yang ada disini itu hanya karangan semata. Selamat membaca semua >w<

.
.
.


Hembusan angin membuat rambut seorang gadis berambut panjang dengan warna kuning cerah yang sedang berlari itu berkibar kebelakang. Matanya menatap lurus kedepan dan berharap ia tidak telat saat ini.  Dengan terengah-engah akhirnya dia sampai di depan tempat tujuannya, Gedung Olahraga dimana terdapat Lapangan Basket Indoor didalamnya. Gadis itu menegakkan badannya lalu berjalan percaya diri kedalam Gedung itu.

Decitan suara sepatu terdengar nyaring menandakan adanya penghuni yang sedang berlatih di dalam gedung itu. Untuk kedua kalinya gadis itu menghela nafas karena ia tidak menemukan tanda tanda yang membahayakan keselamatannya –karena sepertinya ketua club belum datang--. Gadis itu menaruh tasnya dan duduk di bench, kemudian ia mengganti sepatunya dengan sepatu basketnya tanpa memperdulikan sekitarnya.

“Telat lagi, ryouka?”

Hening… Gadis bernama Ryouka itu menghentikan gerakannya untuk mengikat tali sepatunya. Ia menatap horror kesamping dan jeder. Mata Heterochromatic milik seorang laki laki yang sedang duduk tepat disampingnya menatap lurus kedepan memperhatikan kedua team yang sedang berlatih.

“Akashi-senpai… se-sejak ka-kapan?” Entah kenapa udara serasa mencekik leher Ryouka sehingga ia sangat susah bernafas. Tapi tunggu dulu, sejak kapan Akashi-senpai ada di sampingnya. Padahal tadi ia tidak merasakan seseorang duduk di sampingnya.

“Aku duduk disini lebih lama darimu, dan bagaimana bisa kau merasakan kehadiranku kalau kau tidak memperhatikan sekelilingmu” –jeder, perkataan Akashi langsung menusuk jantung Ryouka.

“Heee?” Ryouka bergidik ngeri saat pertanyaan yang belum di lontarkannya terjawab sudah oleh Laki laki berambut runcing dengan warna merah di sampingnya itu.

“Jaa, cepatlah ikat sepatumu. Latihan akan segera dimulai jangan lupa bawakan handuk dan minuman disana” Akashi berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju tengah lapangan dan mengumpulkan seluruh team. Ryouka masih bergidik ngeri menatap Senpai yang sekarang menatap tajam kearahnya. Segera Ryouka mengikat tali sepatunya dan berlari kearah segerombolan yang sedang melakukan pemanasan.

.
.
.

Kise Ryouka, seorang gadis berumur 16 tahun yang kini duduk di kelas 1 SMA di Rakuzan High School. Ia mempunyai ikatan darah dengan Kise Ryouta, seorang mantan model terkenal di jepang yang kini bersekolah di Kaijou High School. Ryouka memasang wajah malasnya Karena lagi lagi ia hanya duduk di tempat duduk seraya mengamati para pemain di depannya. Dilihatnya papan dengan kertas diatasnya yang ia pegang lalu kembali menatap satu persatu pemain yang sedang bermain game itu.

“Berapa Score yang di masukan Akashi, Ryouka?” Tanya pelatih yang duduk di samping Ryouka.

“13-coach” jawab Ryouka malas. Pelatih itu hanya membalasnya dengan anggukan lalu kembali mengamati para pemain di depannya.

Ponsel Ryouka bergetar di saku roknya, Ryouka mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan yang tertulis disana.

From : Ryoutaho nii-chan.
   Text : Ryouka-cchi, Gomen. Aku tidak bisa menjemputmu cvc) aku ada rapat tim basket hari ini, kau bisa meminta Akashi-cchi untuk mengantarmu bukan? Happy dating my little sissy <3.
Gadis itu memasang arti wajah ‘apaan-sih’ ketika membaca deretan terakhir dari pesan kakak sepupunya itu. Ia pun mengetik balasan dan mengirimnya sebelum kembali pada tugasnya sebagai Manager Tim Basket Rakuzan—ralat, mungkin lebih tepatnya Manager Kapten tim Rakuzan. Bunyi pluit terdengar menandakan permainan selesai. Akashi Seijuurou, kapten tim basket Rakuzan dengan Mata tajam Heterchomaticnya berjalan kearah Ryouka dan duduk disampingnya.

“Tasku” perintah Akashi meminta Ryouka mengambil tasnya. Ryouka mencibir karena kesal dengan kelakuan Akashi. Sudah jelas tasnya berada disisi Kirinya sedangkan Ryouka berada di sisi kanannya. Kenapa ia tidak mengambilnya sendiri. Menyusahkan saja.

“Tasmu di sebelah kirimu, kenapa tidak mengambilnya sendiri” tolak Ryouka menahan emosinya.

Akashi menatap datar Ryouka, “Kau memerintahkanku? Tasku berat tanganku sakit untuk mengangkatnya” – Ingin sekali Ryouka menonjok kepala laki laki disampingnya ini lalu memotong kepalanya dan di masukan kedalam ring basket. Andai saja ia mengikuti perkataan Ryouta dulu untuk masuk ke Kaijou High School, mungkin kehidupan Ryouka akan bahagia tanpa perintah mutlak raja neraka di sampingnya ini. 

Dengan kesal Ryouka bangkit dari duduknya dan mengangkat tas Akashi lalu menjatuhkannya di paha Akashi dengan kencang. Akashi hanya menaikan sebelah alisnya lalu menarik sebelah sisi bibirnya sebelum ia membongkar isi tasnya sendiri tanpa bilang terimakasih kepada Ryouka.
 
“Akashi-senpai..” panggil Ryouka menatap Akashi yang masih sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.
“Hm?” Respon Akashi tanpa menatap lawan bicaranya.

“Antar aku pulang, Ryouta nii-chan tidak bisa menjemputku” Ryouka memasang mimic wajah super super menyedihkan karena harus menelan pil pahit untuk meminta Akashi mengantarnya pulang.

Akashi kembali menutup resleting tasnya lalu menaruhnya di sampingnya. Ia menatap Ryouka yang memasang mimic wajah seperti itu lalu mengangguk pelan sebelum mengambil jaketnya. Ryouka berjinjit di dalam hati, akhirnya senpainya yang terkenal dengan sifat yanderenya itu berbaik hati mengantarnya pulang—walaupun sebenarnya dia malas pulang bersama Akashi karena ujung ujungnya pasti ia diturunkan di jarak 20cm dari rumahnya. Oh tuhan, kalian bayangkan diturunkan 20cm dari rumah? Itu tanggung banget kenapa ia tidak menurunkannya tepat di depan rumah--.

“Cepat pakai jaketmu sebelum aku tinggal” Akashi mengangkat tasnya lalu berjalan ---melewati Ryouka yang sedari tadi asik di dunianya sendiri-- keluar gedung. Ryouka yang tersadar segera mengambil tasnya dan berpamitan kepada seluruh anggota dan pelatihnya untuk pulang lalu berlari mengejar Akashi yang sudah bersiap dengan motornya.

.
.
.

Seperti biasa, jarak 20cm dari rumahnya Ryouka diturunkan dari motor Akashi. Wajah kesal Ryouka terlihat jelas saat ia membuka helmnya dan memberikan kasar kearah Akashi. Sementara laki laki didepannya hanya menerima helm dan menatap datar kearah Ryouka.

“tidak bilang terimakasih?” –jeduk. Sepertinya kesabaran Ryouka sudah bocor. Ryouka mengepalkan tangannya dan menatap tajam kearah Akashi, sementara yang di tatapnya hanya menaikan sebelah alisnya. Ryouka memaksakan senyumnya karah Akashi lalu menarik nafas dan, “shees, iya deh arigatou gozaimasu Seijuurou-senpai” ucapnya menahan emosinya.

Akashi menarik sisi kiri bibirnya lalu mengisyaratkan Ryouta berjalan kerumahnya. Baru saja Ryouka membalikan badannya terlihat sesosok laki laki tinggi dengan rambut hijau lumut berjalan melewati Ryouka dan Akashi santai –seperti tidak sadar bahwa ada makhluk hidup di sekitarnya--.

“Shintarou nii-san!!!” suara jeritan seperti pluit Ryouka membuat Akashi baik laki laki yang dipanggilnya itu menutup kuping seketika.

“Ck, Kise Family. Tak jauh dari jeritan berisik dan menyebalkan” gerutu Akashi setelah dirasa cukup tenang untuk membuka kupingnya.

Laki-laki yang dipanggil Shintarou itu menatap kedua pasang makhluk hidup di depannya dengan datar dan tidak berniat sama sekali.

“Ada apa, Ryouka?” Tanya Midorima datar menatap kedua orang di depannya. “ck, kau tidak berubah Akashi. Kau masih menurunkan orang 20cm dari rumahnya, nanodayo” lanjutnya seraya menaikkan kacamatanya yang sedikit turun.

“Bukan urusanmu, Shintarou” ketus Akashi seraya menatap Midorima dibalik helmnya. Terdengar tepukan kening memecahkan kedinginan antara sisi tsudere Midorima yang sedang berhadapan dengan sisi Yandere Akashi.

“Masuk kerumahmu, Ryouka” perintah Akashi dengan nada –absolute—nya. Ryouka yang memang mengetahui bahwa ia tidak bisa menolak perintah Akashi segera berjalan malas kearah rumahnya. “Oyasuminasai, Shintarou nii-san” ucap Ryouka sebelum masuk kedalam rumahnya.

Midorima menatap mantan kapten di depannya itu lalu terkekeh pelan, “kau masih memberi perintah dengan nada diktatormu itu Akashi, kau memang benar benar tidak berubah” – “Jaa, aku harus balik kerumah sebelum sesuatu yang lebih dari Ryouka datang dan ikut nimbrung disini. Selamat Malam, Akashi” lanjut Midorima kemudian ia kembali berjalan santai menuju rumahnya yang terletak tepat 3 rumah dari rumah Ryouta dan Ryouka.
.
.
.
Suara perut terdengar nyaring dari sebuah kamar yang dipenuhi benda benda berwarna lavender. Ryouka berguling kekiri dan kekanan di kasurnya lalu menatap jam di meja nakas disampingnya. Jam 11 malam, dan pasti untuk menuju kebawah ia harus melewati ruangan gelap karena lampu pasti sudah dimatikan.

‘kriuk’ kembali suara perut berasal dari perut Ryouka, dan dengan terpaksa ia harus bangkit dari ajang bergulingnya menuju dapur—tak lupa ia menutupi seluruh badannya dengan selimutnya supaya berjaga jaga. Mana tau ada hantu lewat dia bisa reflek menutup matanya dengan selimut dan menyiapkan teriakan berisiknya.

Setelah sampai di dapur, ia segera berjalan kearah lemari es dan mengambil beberapa snack yang ada disana. Gadis yang kini diselimuti selimut itu berjalan gontai untuk kembali ke kamarnya yang berada di lantai atas, tapi baru saja ia menginjakkan kaki di anak tangga pertama sebuah botol minuman mengenai kepalanya.

“itta!” pekik Ryouka seraya menatap horror ke sumber botol terbang itu.

“MALING//HANTU!!!!” –jeder suara teriakan yang sama hebohnya itu bersatu sehingga menimbulkan kekacauan parah di lantai bawah. Ya, Ryouta yang baru pulang dari rapat timnya itu ingin menuju kedapur untuk mengambil snack tapi saat tiba di depan pintu dapur ia melihat sebuah selimut melayang dan mengira itu adalah maling. Sedangkan Ryouka, ia beranggapan kalau Ryouta sudah pulang daritadi dan sudah tertidur pulas di kamarnya sehingga ia mengira laki laki berambut sama sepertinya adalah Hantu.

‘cetek’ suara lampu terdengar dan dalam sekejap seluruh ruangan diterangi cahaya.

“RYOUKA RYOUTA! Kalian tidak tau sekarang jam berapa?!” gelegar suara seorang perempuan yang lebih tua dari mereka berdua memecahkan peperangan antara botol minum dengan snack.

“Ryouta nii-san duluan!” gerutu Ryouka yang masih tetap memukul laki laki yang lebih tinggi darinya itu dengan snack di tangannya.

“Salah sendiri jalan pakai selimut seperti itu-ssu. Kaya maling saja-ssu”

“nii-chan kaya hantu!”

“enak saja ganteng seperti itu kaya han---“

“SUDAH DIAM!” kembali suara gelegar terdengar dan sukses membuat keduanya mingkem. “Kalian ini sudah SMA, kelakuan masih kaya anak kecil saja. Lihat sekarang sudah malam. Sudah kalian masuk ke kamar, tidak ada jerit jeritan lagi” lanjut perempuan bernama Rieka itu.

“iya nee-chan” keduanya pundung dan segera berjalan kearah kamarnya masing masing.
.
.
.
Ryouka menyeret kakinya menuju kelasnya. Mata Ryouta masih setengah tertutup karena ia tidak bisa tidur dengan tenang tadi malam. Malam yang sangat menyebalkan ia harus menerima pil pahit untuk menemani sahabatnya yang tiba tiba saja mengajaknya video call sampai jam 2 pagi untuk menanyakan apa yang sedang dilakukan Kise Ryouta. Sebenarnya bisa saja ia menutup video call dari Hana, sahabatnya itu, tapi bisa bisa saat ini ia akan dilempari gelas plastic lalu meneriaki kata kata neraka di depan semua club basket. Ya, sahabatnya itu tidak segan segan meneriaki “AKASHI-SENPAI, RYOUKA BILANG KAU ITU SADIS, KAU ITU TIDAK PUNYA PERASAAN SEENAKNYA MENYURUHNYA DENGAN NADA DIKTATORMU. SATU LAGI AKASHI-SENPAI, RYOUKA SANGAT MEMBENCIMU”. Tepukan di bahu Ryouka menyadarkan lamunannya. Ryouka tersentak lalu menengok kearah sebelahnya.

“Wajahmu seperti kurang tidur, Ryou-chan” seorang laki laki berambut hitam sedikit panjang itu tersenyum kearah Ryouka.

“Reo-senpai” panggil Ryouka pelan, “Sedang apa disini?” lanjut Ryouka seraya menatap malas kearah Reo.

Reo menaikan sebelah alisnya, “Kau melupakan janji kita Ryou-chan. Aku kesini kan ingin meminta data lawan kami selanjutnya, Ryou-chan”

Perempuan itu menepuk keningnya lalu bergumam tidak jelas, setelah itu ia mengeluarkan beberapa kertas dari tasnya. Sebuah data tentang Tim Kaijou High School.

“Kalian akan berlatih bersama Kaijou High School” ucap Ryouka seraya memberikan data itu ke Reo. Laki laki itu tiba tiba saja menyeringai, “Kise Ryouta ada disana bukan?”

Ryouka mengangguk malas, “Maaf, aku tidak memasukan kelemahan Ryouta nii-chan disini. Dia akan membunuhku kalau dia tau aku memasukan kelemahannya disini. Dan sepertinya Akashi-senpai sudah tau kelemahan Ryouta nii-chan”. Reo mengangguk lalu membolak balikan halaman yang ia baca. Setelah itu ia menatap gadis di depannya.

“Yosh, kalau begitu aku harus mempelajari ini semua. Ryou-chan akan datang latihan kan nanti?” Tanya Reo. Gadis didepannya hanya mengangguk malas lalu membalas, “Akan kuusahakan”. Reo tersenyum lalu berjalan kearah kelasnya sendiri.

“Sebaiknya kau datang Ryou-chan, karena kalau kau tidak datang. Nyawa kami semua akan habis oleh gunting melayang milik Sei-chan” ucapan terakhir Reo membuat Gadis berambut pirang itu menekukkan bibirnya. Apa hubungannya kalau ia tidak datang dengan gunting melayang milik Akashi-senpai? Dan apa arti senyuman Reo-senpai tadi? Ryouka mengangkat bahunya lalu berjalan santai memasuki kelasnya.

Baru saja Ryouka mendudukkan pantatnya di kursinya sebuah suara khas seorang gadis disampingnya membuat kuping Ryouka panas. Hana, gadis berambut pendek dengan warna yang sama seperti Ryouka memeluk Ryouka seperti perangko. Entahlah apa yang merasuki gadis disampingnya itu.

“Ryouka-chan aku dapat foto Kise-chan sedang menaiki motor tadi… dia tampan sekali aku tambah menyukainya >w<” Kalau saja gadis disampingnya itu bukan sahabatnya mungkin Ryouka sudah menghajarnya abis abisan saat ini. Sudah membuat Ryouka tidak bisa tidur dengan tenang, ia juga harus mengambil ketenangan paginya.

“aku tidak bisa bernafas hana” Ryouka melepaskan jeratan tangan milik hana dari lehernya. Hana hanya nyengir gaje lalu mengeluarkan handphonenya. Lagi lagi kelakuan hana membuatnya muak. Sesuka itukah Hana pada Kise Ryouta sehingga foto Kise terpampang jelas menjadi wallpapernya.

“Kudengar Rakuzan tim akan melawan  Kaijou tim? Aduh aku harus memilih yang mana ya… Ryouka-chan tidak membongkar rahasia Kise-chan kepada Rakuzan tim kan?” –jeder. Ryouka menaruh kepalanya di meja lalu menatap Hana malas. “Aku membongkar sedikit kelebihannya. Dan sepertinya Akashi-senpai sudah tau kelemahan Ryouta nii-chan dan tunggu saja kekalahan Ryouta nii-chan”

‘tak’

“ittai Hana!!” pekik Ryouka seraya mengelus kepalanya sendiri.

“Kau jangan berbuat seperti itu pada Kise-chan itu namanya curang tau!”

“itu pekerjaanku hana. Aku ini kan manager tim, kalau aku tidak membongkar rahasia Ryouta nii-chan karena dia saudaraku sama saja aku tidak professional terhadap jabatanku” omel Ryouka yang sudah kesal. Gadis didepannya hanya menciut lalu mencibir pelan.

“Huff, dan ini ada sedikit hadiah untukmu. Jangan memasang wajah seperti itu lagi” Ryouka mengeluarkan beberapa potong roti isi. “Salah satunya itu dioleskan selai oleh Ryouta nii-chan. Kau ini menyusahkanku saja, aku diledekin terus sama----“

“RYOUKA-CHAN MEMANG SAHABAT TERBAIKKUUUU ARIGATOU RYOUKA-CHAN AKU MENCINTAIIMUUU”

“e-etto… hana… aku tidak….bisa…. bernafas….”

.
.
.
---tbc----

Konnicchiwaaa >w< waw, ini ff anime pertamaku dan dijatuhkan oleh cast Kiseki no Sendal eh salah, maksudnya Kiseki no Sedai. Okedeh, tunggu kelanjutannya ya terimakasih sudah baca fufufu >w<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar